Kamis, 03 Agustus 2017

MENDIDIK ANAK KITA DENGAN KASIH SAYANG

.
*KAPAN ANAK KECIL BOLEH DIBERI PONSEL MENURUT BILL GATES*

Bill Gates, salah seorang terkaya di dunia, menerapkan aturan tegas tentang memberikan gadget pada anak-anaknya. Ia juga menetapkan usia minimum anak-anak dibolehkan memiliki ponsel. Hal ini patut ditiru oleh semua orangtua.

Siapa yang tidak kenal Bill Gates? Dia salah satu orang terkaya di dunia, dan ia pencipta teknologi modern di industri komputer.

Jika berbicara soal teknologi, tentunya Bill Gates paling tahu apa yang baik dan yang tidak.

Boss komputer kelas dunia ini memiliki tiga orang anak yang beranjak remaja. Sebagai orang yang berkecimpung di dunia teknologi, pastinya dia mengetahui kapan usia terbaik memberikan telepon seluler (ponsel) atau gadget pada anak.

Dalam sebuah wawancara yang dimuat di Tenplay, Bill Gates menegaskan bahwa :
*Anak seharusnya TIDAK dibolehkan memiliki ponsel pintar atau gadget sebelum usianya 14 tahun.*

Pakar parenting (pendidikan orangtua untuk anak-anak) dan ahli teknologi mengamini ucapan Bill Gates. Karena penelitian juga telah membuktikan bahwa membiarkan anak menyentuh teknologi terlalu dini bisa berdampak buruk pada anak.

Bill mengaku, bahwa dia dan istrinya Melinda menetapkan aturan ketat terkait memberikan gadget pada anak-anaknya. Meskipun anak mereka memprotes aturan tersebut, namun Bill tetap tegas.

"Kami tidak membolehkan ada yang memegang ponsel pada saat makan. Kami juga tidak memberikan telepon seluler (ponsel) pada anak kami  sebelum usianya 14 tahun, meskipun mereka mengeluh bahwa teman-teman mereka sudah memiliki ponsel sebelum berusia 14 tahun," kata Bill Gates.

*Berikut ini adalah sederet aturan terkait penggunaan teknologi, yang diterapkan Bill Gates dan sang istri pada anak-anak mereka.*

1. Melarang anak mereka memiliki ponsel sebelum berusia 14 tahun
2. Membatasi _screen time_, sehingga mereka punya waktu lebih banyak untuk dihabiskan bersama keluarga
3. Tidak dibolehkan membawa ponsel pada saat makan
4. Menentukan jam berlaku untuk melihat televisi dan ponsel setiap hari sehingga anak-anak bisa pergi tidur lebih awal dibanding anak lain.

*Dampak buruk gadget pada anak*

1. Anak bisa terpapar pengaruh buruk dari internet, juga rentan menjadi korban dari predator yang berkeliaran di internet, atau bullying di dunia digital
2. Memengaruhi perkembangan otak anak
3. Membuat anak menjadi malas bergerak, sehingga sistem motoriknya lamban untuk berkembang
4. Mempengaruhi perkembangan kesehatan mental dan sosialnya. Anak yang kecanduan internet dan gadget tidak bisa bersosialisasi dengan baik, sehingga dia tidak memiliki teman bermain
5. Membuat anak ketergantungan terhadap gadget, sehingga dia tidak bisa mandiri dalam menyelesaikan masalah.
6. Anak menjadi lamban dalam berpikir.

Meski diakui bahwa internet juga memiliki konten yang baik dan bagus untuk perkembangan anak. Namun, jika tidak selektif dan dibatasi, screentime yang berlebihan bisa berdampak buruk pada anak.

Sebagai orangtua, kita harus berani tegas dalam menetapkan aturan terkait memberikan gadget pada anak. Meski anak mengeluh ini itu, Anda harus tetap kuat menerapkan aturan itu.

*Almarhum Steve Jobs, sang boss merek gadget terkenal di dunia Apple juga menyatakan bahwa dia melarang anak-anaknya untuk menggunakan teknologi terbaru.*

Hal ini tentunya membuka mata kita, bahwa para pakar teknologi sendiri tidak membiarkan anak mereka terpapar oleh kecanggihan teknologi terlalu dini. Mereka membiarkan anaknya tumbuh dengan normal, dan bersahabat dengan lingkungan sekitarnya. Agar anak bisa bertumbuh kembang dengan baik.

Mari jadikan pelajaran untuk lebih tegas dalam peraturan penggunaan gadget pada anak kita di rumah.

Hal yang lebih penting,,,,,,,,,,,,,,,

Mungkin terasa aneh ketika para bos Google, Apple, Yahoo, Hewlett-Packard dan petinggi perusahaan-perusahaan teknologi ternama dunia yang ada di Silicon Valley, Amerika Serikat, justru menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah Waldorf yang tidak menyediakan fasilitas komputer. Seperti dipaparkan laman The New York Times, alasan mereka mengirim buah hati ke sekolah ini adalah karena komputer tidak cocok untuk sekolah.

Ini tentu saja berbeda keadaannya dengan di negeri kita. Di sini orang tua menyambut baik berbagai perangkat digital seperti televisi, komputer, telepon pintar, dan komputer tablet. Gawai-gawai canggih yang mampu terhubung ke internet ini dianggap mampu menjadi alat bantu belajar yang canggih. Bahkan tidak sedikit pula orang tua yang menjadikan aneka peralatan itu sebagai mainan anak-anak mereka.

Keadaan di Korea Selatan berbeda dibandingkan di negeri kita. Negeri Ginseng yang selama dikenal memiliki perkembangan teknologi digital terpesat di dunia kini mulai mengkhawatirkan dampaknya terhadap anak-anak, generasi penerus masa depan.

Negara-negara terdepan dalam teknologi telah mengawasi dampak negatif perangkat digital terhadap anak dan mereka mulai memusatkan perhatian pada cara mendidik anak dalam lingkungan digital secara sehat dan bijaksana.

Psikolog Elisabeth Santosa yang pernah menulis buku berjudul Raising Children in Digital Era menyebutkan orang tua zaman digital seperti sekarang ini sebaiknyamembatasi penggunaan gadget oleh anak-anak mereka. Orang tua tidak boleh membiarkan anak menggunakan gadgethingga berjam-jam lamanya tanpa batas waktu yang jelas.

Dr.Jesus Pujol, seorang peneliti dari Spanyol menyebutkan bahwa meskipun gim video berpengaruh baik, tetapi harus dikombinasikan dengan aktivitas fisik di luar ruang. Ia melakukan penelitian akan manfaat positif gim ini terhadap 2.442 anak berusia 7-11 tahun di Barcelona, Spanyol.

Rata-rata anak bermain gim video 4 jam seminggu. Anak laki-laki menghabiskan 1,7 jam lebih lama dalam sepekan dibanding anak perempuan.

Secara umum, anak yang hobi main gim video tidak menunjukkan masalah perilaku dibanding yang tidak main. Tetapi, makin banyak waktu yang dihabiskan di depan layar, orangtua melaporkan adanya masalah perilaku.

Anak yang bermain gim video 9 jam seminggu memiliki gangguan perilaku yang lebih terlihat dibanding yang durasi permainannya lebih singkat.

Selain itu, Elizabeth juga menyarankan orang tua agar selektif dalam memilihkan media atau tayangan yang tepat dan aman bagi anak Kehadiran multimedia di era kini seperti teknologi televisi, musik, media sosial dan internet sulit dihindari oleh anak-anak. Hal yang penting bagi orang tua adalah memilihkan mana yang sesuai dengan umur mereka.

Terkait dengan media sosial, Ainun Chomsun, seorang digital influencer, menyarankan agar orang tua menjadi teman anak di media sosial, seperti Facebook, Path atau Instagram.

"Jadilah teman anak di media sosial, jadi bisa tahu apa yang terjadi sama mereka," ujar Ainun kepada KOMPAS.com.

Sementara itu psikolog sekaligus Pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman, menegaskan perlunya kedekatan antara ayah dan anak, juga ibu ke anak. Kedekatan ini bukan hanya berarti melekat dari kulit ke kulit, melainkan jiwa ke jiwa. Artinya, Anda dan pasangan tak bisa hanya sering memeluk sang anak namun juga harus dekat secara emosional. "Banyak anak yang tidak dapat hal itu dari kecil sehingga jiwanya hampa," tambah Elly.

Elly juga menekankan pentingnya pendidikan agama sejak sedini mungkin. Dalam hal ini, Elly menyebutkan, mengajarkan agama tak hanya terbatas ia bisa membaca Al-Qur'an misalnya, bisa berpuasa atau pergi ke gereja. Orangtua perlu menanamkan secara emosional agar anak menyukai aktivitas itu.

Selain semua tip di atas, orang tua juga tetap wajib menyediakan waktu yang berkualitas bersama anaknya setiap hari meskipun sudah berhubungan dengan anak-anak mereka lewat telepon, email dan media sosial.

Semua anak membutuhkan waktu berkualitas bersama orang tuanya. Seorang anak yang waktunya kurang bersama orang tua akan tumbuh dengan emosi yang tak stabil.Anda bisa menyediakan waktu dengan anak Anda pada waktu yang bisa Anda tentukan sendiri, entah itu sore hari, pagi hari, atau malam hari.

Iderus Syahril di laman Banua Sehatmemaparkan bahwa waktu di sore hari adalah waktu yang baik untuk menghabiskan waktu bersama anak Anda karena di waktu sore adalah waktu yang baik untuk bermain bersama, berbicara bersama, makan malam bersama sebelum kembali tidur. Jika Anda biasa bekerja sampai malam, bisa berbagi waktu bersama anak di waktu lain.

Mendidik anak di era digital berarti mendampingi mereka agar dapat menerima manfaat berbagai peralatan canggih yang ada secara optimal. Sebenarnya tidak sedikit manfaat yang bisa didapatkan dari perkembangan teknologi yang ada yang bisa dimanfaatkan anak, misalnya dia bisa belajar lebih tentang pelajaran yang dipelajarinya di sekolah menggunakan internet. Dengan mendampinginya orang tua dapat mencegah anak untuk mengakses yang tidak diinginkan serta mencegah dari penggunaan yang berlebihan.

KESIMPULAN CARA MENDIDIK ANAK DI ERA TEKNOLOGI ADALAH SEBAGAI BERIKUT

1. Mengajak anak untuk melakukan aktivitas motorik yang menyenangkan dibandingkan membiarkannya diam saja dengan gadget cangihnya.

2. Batasi pengunaan gadget anak agar ia tidak ketergantungan dan pertumbuhannya berjalan dengan baik.

3. Lakukan monitoring terhadap segala kegiatannya di dunia maya jangan sampai anak terjerumus sesuatu yang merugikan.

4. Selektif memilih media atau tayangan untuk anak di dunia maya.

5. Ingatkan anak selalu tentang bahaya penipuan yang bisa berasal dari game atau media sosial.

6. Ajarkan pentingnya AGAMA agar anak tak selalu ingat smartphonenya.

7. Komonikasi mendalam dengan anak perlu dilakukan agar hubungan tidak terputus karena adanya teknologi.

8. Merumuskan tujuan pendidikan anak
        ORANG TUA WAJIB MEMBERI                        CONTOH YANG BAIK