Rabu, 02 Agustus 2017

JANGAN PERNAH BERHITUNG APA YANG DIBERIKAN


Ini kisah nyata yg terjadi pada thn 1892 di Stanford University.

Pesan moralnya masih relevan saat ini.

Ada seorang mahasiswa muda berusia 18 tahun yg berjuang untuk membayar biaya kuliahnya.

Dia seorang yatim piatu, dan tidak tahu ke mana harus mendapatkan uang.

Akhirnya dia dapat ide yg cemerlang.

Bersama seorang temannya, ia memutuskan utk menggelar konser musik di kampus guna mengumpulkan uang untuk biaya pendidikan mereka.

Konser itu mereka adakan dgn mendatangkan pianis besar Ignacy J. Paderewski.

Manajer sang pianis  meminta biaya sebesar $ 2.000 untuk konser piano.
Sebuah kesepakatan pun terjadi.

Dua anak muda itu pun mulai bekerja untuk membuat konser sukses.

Hari besar tiba. Paderewski akan melaksanakan konser piano di Stanford University.

Tapi sayangnya, si kedua mahasiswa tidak berhasil menjual tiket sesuai target. Total tiket yg terjual hanya $ 1,600.

Keduanya kecewa, Mereka lalu pergi ke Paderewski dan menjelaskan keadaan mereka.

Mereka memberikan seluruh uang $1,600, ditambah dgn cek sebesar $ 400.

Kedua mahasiswa tsb berjanji untuk melunasi cek cepatnya.

"Tidak" kata Paderewski. "Aku tidak dapat menerima." Dia menyobek cek, mengembalikan uang $1,600 sambil berkata kepada kedua mahasiswa, "Ini uang $1,600 kalian ambil. Gunakanlah untuk biaya kuliah kalian."

"Aku akan mainkan konser piano tanpa perlu kalian bayar !"

Kedua mahasiswa  terkejut, dan mengucapkan terima kasih yg sebesar-besarnya.

Bagi Paderewski, yang dilakukannya adalah tindak kebaikan yang kecil.

Tapi jelas itu menunjukkan bahwa Paderewski seorang manusia yang besar.

Mengapa ia harus membantu kedua mahasiswa tsb yang bahkan dia tidak kenal sama sekali.?

Kita semua juga sering menemukan situasi seperti ini dalam hidup kita.

Dan kebanyakan dari kita hanya berpikir "Jika saya membantu mereka, apa yang akan terjadi padaku?"

Kalau seseorang itu benar2 baik dan bijak, dia akan berpikir, "Jika saya tidak membantu mereka, apa yang akan terjadi dgn mereka?".

Orang2 yg baik dan bijak tidak akan melakukannya dengan mengharapkan balasan.

Mereka melakukannya karena mereka merasa itu adalah hal yang benar yang harus dilakukan.

Sebagaimana diketahui, Paderewski kemudian menjadi Perdana Menteri Polandia.

Dia seorang pemimpin yg besar, tapi sayangnya ketika Perang Dunia I dimulai, Polandia dilanda kelaparan.

Ada lebih dari 1,5 juta orang kelaparan di negaranya, dan tidak ada uang utk memberi makan mereka.

Paderewski tidak tahu ke mana harus berpaling utk minta bantuan.

Dia mengulurkan tangan ke Administrasi Makanan dan Bantuan AS untuk minta bantuan.

Presiden AS saat itu, Herbert Hoover, setuju utk membantu dan cepat dikirim berton-ton bahan makanan untuk rakyat Polandia yg kelaparan.

Akhirnya sebuah bencana dapat dihindari.
Paderewski lega.

Dia memutuskan untuk pergi bertemu dengan Hoover secara pribadi guna berterima kasih kepadanya.

Ketika Paderewski mengucapkan terima kasih kepada Hoover atas sikap mulianya, Hoover cepat menyela dan berkata, "Anda tidak harus berterima kasih kepada saya, Pak Perdana Menteri."

"Anda mungkin sudah lupa, tetapi saya tidak akan pernah dapat melupakannya."

"Beberapa tahun yg lalu, Anda membantu biaya kuliah dua mahasiswa muda di Stanford University. Saya adalah salah satu dari mereka...."

Dunia adalah tempat yg indah.

Apa yg terjadi di sekitar kita biasanya datang dari apa yg telah kita lakukan.

*Pada saat kita ada kesempatan untuk membantu sesama, JUST DO IT !!!*

Jangan pernah menghitung-hitung dan mengharapkan balas budi.

Kita tidak perlu tahu dari mana dan dengan cara apa balasan itu akan datang kepada kita.


🔹🔸🔹
** BADAI KEHIDUPAN **

Seorang anak mengemudikan mobilnya bersama ayahnya. Setelah beberapa puluh kilometer, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang. Langit mendadak menjadi gelap. Beberapa kendaraan mulai menepi dan berhenti.

“BAGAIMANA, Ayah? Apakah kita berhenti saja?,” Si anak bertanya.
“Teruslah.. !”, kata Ayah.
Anaknya TETAP menjalankan mobil. Langit makin gelap, angin bertiup kencang. Hujanpun mulai turun.
Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yang diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan . Terlihat kendaraan-kendaraan besar juga mulai menepi dan berhenti.
“Bagaimana ini Ayah…?”
“TERUSLAH mengemudi!” kata Ayah sambil terus melihat ke depan.
Anaknya TETAP mengemudi, walau dengan bersusah payah.
Hujan lebat menghalangi pandangan hanya berjarak beberapa meter saja.

Si anak mulai ketakutan.
NAMUN... ia tetap mengemudi, walaupun dengan sangat perlahan.
Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, dirasakannya hujan mulai mereda & angin mulai berkurang.

Setelah beberapa kilometer berikutnya, sampailah mereka pada daerah yang kering dan matahari bersinar.

“Nah sekarang berhenti dan keluarlah,” kata sang Ayah.
“KENAPA sekarang?,” tanya si Anak.
“Agar kau BISA MELIHAT, bagaimana seandainya saat kita berhenti di tengah badai.”
Sang Anak berhenti dan keluar.
Dia melihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung. Dia MEMBAYANGKAN orang-orang yang terjebak di sana.

Dia baru mengerti bahwa JANGAN PERNAH BERHENTI di tengah badai KARENA akan terjebak dalam ketidakpastian.
Jika kita sedang menghadapi “badai” kehidupan, TERUSLAH berjalan, JANGAN berhenti dan putus asa, karena kita akan tenggelam dalam keadaan yang terus menakutkan dan tak pasti.
LAKUKAN saja Apa yang dapat kita lakukan dan yakinkan diri bahwa BADAI PASTI BERLALU.

KITA tidak kan pernah berhenti tetapi maju terus, Karena kita yakin bahwa di depan sana Kepastian dan Kesuksesan ada untuk kita...
HIDUP TAK SELAMANYA BERJALAN MULUS!!!
BUTUH batu kerikil, supaya kita *BERHATI-HATI*..
BUTUH semak berduri, supaya kita *WASPADA*..
BUTUH Pesimpangan, supaya kita *BIJAKSANA* dalam *MEMILIH*..

BUTUH Petunjuk jalan, supaya kita punya *HARAPAN* tentang arah masa depan.
Hidup Butuh Masalah, supaya kita tahu kita punya *KEKUATAN*..
BUTUH Pengorbanan, supaya kita tahu cara *BEKERJA KERAS*..
BUTUH airmata, supaya kita tahu *MERENDAHKAN HATI*
BUTUH dicela, supaya kita tahu bagaimana cara *MENGHARGAI*..
BUTUH tertawa dan senyum, supaya kita tahu *MENGUCAPKAN SYUKUR*..
BUTUH Orang lain, supaya kita tahu kita *TAK SENDIRI*..

Jangan selesaikan *MASALAH* dengan mengeluh, berkeluh kesah, apalagi marah, Selesaikan saja dengan *sabar, bersyukur*, dan jangan lupa *TERSENYUM*.
Teruslah *MELANGKAH* walau mendapat *RINTANGAN*, Jangan takut

Saat tidak ada lagi *tembok* untuk bersandar, karena masih ada lantai untuk bersujud.
Perbuatan baik yang paling *sempurna* adalah perbuatan baik yang tidak terlihat, namun dapat dirasakan hingga jauh kedalam relung hati.
Jangan menghitung apa yang hilang, namun hitunglah apa yang tersisa.

Sekecil apapun penghasilan kita, pasti akan cukup bila digunakan untuk Kebutuhan Hidup.
Sebesar apapun penghasilan kita, pasti akan kurang bila digunakan untuk Gaya Hidup.

Tidak selamanya kata-kata yang indah itu benar, juga tidak selamanya kata-kata yang menyakitkan itu salah. Hidup ini terlalu singkat, lepaskan mereka yang menyakitimu, sayangi mereka yang peduli padamu. Dan berjuanglah untuk mereka yang berarti bagimu.

Bertemanlah dengan semua orang, tapi bergaulah dengan orang yang berintegritas dan mempunyai nilai hidup yang benar, karena pergaulan akan mempengaruhi cara kita hidup dan masa depan kita. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar